Heboh Pelajar Situbondo Gelar
Arisan Seks Demi Booking PSK
Ghazali
Dasuqi –
detikSurabaya
Kamis,
6/12/2012
Situbondo -
Sekelompok pelajar SMA di Situbondo dikabarkan menggelar arisan tak lazim.
Disebut demikian, karena arisan diadakan untuk keperluan pesta seks dengan cara
membooking PSK.
Pemenang arisan mendapat kesempatan menikmati uang hasil arisan untuk berkencan dengan PSK yang diinginkan. Arisan seks siswa itu terungkap berdasarkan hasil testimoni atau pengakuan seorang PSK berinisial YL kepada Komisi Penanggulangan HIV/AIDS (KPA) Situbondo.
Testimoni itu didapatkan KPA saat melakukan rapid test atau tes cepat HIV/AIDS kepada para wanita penghibur di sejumlah eks lokalisasi di Situbondo.
"Hingga hari ini ada 21 PSK yang terindikasi terjangkit AIDS. Rata-rata berasal dari luar Situbondo. Salah satunya berinisial YL memberikan testimoni mengejutkan itu. Dia mengaku sering dibooking pelajar SMA dari hasil uang arisan," kata anggota KPA Situbondo, Heryawan di kantor Dinas Kesehatan Situbondo, Kamis (6/12/2012).
Ironisnya, dari testimoni YL itu diketahui para pelajar pemenang arisan kerap datang ke lokasi pelacuran untuk membooking PSK dengan tetap mengenakan seragam sekolah. Hanya sesekali di antara pelajar itu menutupi seragamnya dengan memakai jaket. Disebut-sebut ada 6 pelajar yang pernah membooking PSK pemberi testimoni.
"Tetapi, bukan hanya satu PSK yang bersangkutan saja, ada beberapa PSK lain yang katanya juga pernah dibooking pelajar. Sayangnya si PSK tidak bisa menyebutkan pelajar dari SMA mana," lanjut Heryawan.
Pria yang juga Konselor HIV/AIDS Dinkes Situbondo menyebutkan, PSK yang pernah dibooking pelajar dari hasil arisan itu berusia muda, rata-rata dibawah 30 tahun. Sayangnya, Heryawan enggan menyebutkan secara detail tempat mangkal PSK yang biasa dibooking para pelajar dari uang hasil arisan tersebut.
Sementara dari Dinas Pendidikan (Dispendik) Situbondo sendiri mengaku sudah mendapatkan informasi tersebut. Sekretaris Dispendik Situbondo, Ateng Zaelani mengatakan, pihaknya akan segera menindaklanjuti temuan tersebut.
"Laporan resmi baik secara tertulis maupun lisan, belum kami terima. Yang masuk ke kami baru informasi. Tapi kami akan serius menindaklanjuti, karena ini bisa merusak pelajar yang notabenenya generasi muda bangsa," tukas Ateng Zaelani saat dihubungi detikSurabaya.com.
Pemenang arisan mendapat kesempatan menikmati uang hasil arisan untuk berkencan dengan PSK yang diinginkan. Arisan seks siswa itu terungkap berdasarkan hasil testimoni atau pengakuan seorang PSK berinisial YL kepada Komisi Penanggulangan HIV/AIDS (KPA) Situbondo.
Testimoni itu didapatkan KPA saat melakukan rapid test atau tes cepat HIV/AIDS kepada para wanita penghibur di sejumlah eks lokalisasi di Situbondo.
"Hingga hari ini ada 21 PSK yang terindikasi terjangkit AIDS. Rata-rata berasal dari luar Situbondo. Salah satunya berinisial YL memberikan testimoni mengejutkan itu. Dia mengaku sering dibooking pelajar SMA dari hasil uang arisan," kata anggota KPA Situbondo, Heryawan di kantor Dinas Kesehatan Situbondo, Kamis (6/12/2012).
Ironisnya, dari testimoni YL itu diketahui para pelajar pemenang arisan kerap datang ke lokasi pelacuran untuk membooking PSK dengan tetap mengenakan seragam sekolah. Hanya sesekali di antara pelajar itu menutupi seragamnya dengan memakai jaket. Disebut-sebut ada 6 pelajar yang pernah membooking PSK pemberi testimoni.
"Tetapi, bukan hanya satu PSK yang bersangkutan saja, ada beberapa PSK lain yang katanya juga pernah dibooking pelajar. Sayangnya si PSK tidak bisa menyebutkan pelajar dari SMA mana," lanjut Heryawan.
Pria yang juga Konselor HIV/AIDS Dinkes Situbondo menyebutkan, PSK yang pernah dibooking pelajar dari hasil arisan itu berusia muda, rata-rata dibawah 30 tahun. Sayangnya, Heryawan enggan menyebutkan secara detail tempat mangkal PSK yang biasa dibooking para pelajar dari uang hasil arisan tersebut.
Sementara dari Dinas Pendidikan (Dispendik) Situbondo sendiri mengaku sudah mendapatkan informasi tersebut. Sekretaris Dispendik Situbondo, Ateng Zaelani mengatakan, pihaknya akan segera menindaklanjuti temuan tersebut.
"Laporan resmi baik secara tertulis maupun lisan, belum kami terima. Yang masuk ke kami baru informasi. Tapi kami akan serius menindaklanjuti, karena ini bisa merusak pelajar yang notabenenya generasi muda bangsa," tukas Ateng Zaelani saat dihubungi detikSurabaya.com.
Aplikasi
lingkungan pada situasi pendidikan dengan kasus diatas
1.
Sekolah
Pada kasus siswa yang mengadakan arisan seks, pasti banyak
pihak menyalahkan sekolah karna kasus ini dilakukan dilingkup sekolah.
Kurangnya bimbingan atau perhatian pihak sekolah pada perkembangan anak-anak
didiknya. Disini sekolah hanya mengajar tidak mendidik. Seharusnya sekolah
tidak mengajarkan tentang kurikulum saja tapi juga membentuk sisiwa-siswanya
menjadi manusia yang berharkat dan bermartabat. Kurangnya bimbingan kepada
siswa karna di zaman keterbukaan dan akses informatika siswa masa SMA/SMK dalam keadaan labil, dan memiliki hasrat
keingin tahuan yang tinggi. Tetapi dalam kasus ini tidak bisa sepenuhnya
disalahkan pada sekolah saja, ada juga pengaruh yang mungkin datang dari
keluarga dan lingkungan masyarakat siswa tersebut
2.
Keluarga
Kurangnya perhatian atau awasan dari orang tua, kebebesan anak
tersebut dalam bergaul, tidak adanya peraturan didalam keluarga. Karna siswa
tersebut juga mendapatkan informasi-informasi terkait seksualitas didapat dari
televisi dan internet. Disisni orang tua seharusnya lebih kritis dalam arti
kritis yang diberikan dengan dasar kasih sayang. Mengetahui dengan siapa
anaknya bergaul, apasaja kegiatan dia disekolah dan diluar sekolah, bagaimana
sosial anaknya. Dan penanaman nilai agama dari usia dini sangat dibutuhkan
untuk menjadi pelindung moral anak tersebut.
3.
Masyarakat
Masyarakat juga terkait dalam masalah diatas. Keadaan
lingkungan masyarakat itu sendiri, apabila keadaan lingkungannya baik maka anak
tersebut akan terbawa baik, dan apabila buruk maka akan terbawa buruk. Tetapi,
itu kembali pada diri siswa tersebut jika ia mempunyai iman maka ia bisa
bertahan dan tidak akan terpengaruh pada lingkungan yang buruk.
Terkait dengan nilai sosial, Dalam hubungan sosial anak usia
SMA memilih teman yang memiliki kualitas psikologis yang relatif sama dengan
dirinya, baik menyangkut interest, sikap, nilai, dan kepribadian. Para pelajar
yang melakukan arisan seks tersebut mempunyai pergaulan yang bebas, kecenderungan
untuk mengikuti opinI, kebiasaan, dan keinginan orang lain (teman sebaya), mudahnya
interaksi yang dilakukan siswa tersebut dengan PSK melalui internet sehingga
dengan lingkungan sosial yang seperti itu mendukung siswa untuk melakukan hal
tersebut.
Nilai Budaya, budaya mempengaruhi perkembangan anak. Dalam
kasus ini budaya yang dimiliki anak sudah terpengaruh pada budaya modern,
budaya negara asing yang melakukan freeseks. keterbukaan informasi yang tidak
diimbangi dengan pendampingan membuat siswa tersebut mudah terpengaruh dan
budaya negatif merusak moral mereka. orang tua dan guru (didaerah atau kota
kecil) masih menganggap hal-hal yang menyangkut seksualitas itu tabu untuk
dibicarakan.
Nilai Fisik, pada usia setingkat SMA/SMK siswa tersebut memiliki hasrat ingin
tahu yang sangat tinggi, hasrat tersebut mempercepat proses kreatif. Namun
dalam kasus semacam arisan seks pelajar, predikat kreatif siswa perlu diberi
tanda kutip. Pada siswa laki-laki SMA pertumbuhan fisik ditandai dengan semakin
besarnya ukuran testis, pembuluh mani dan kelenjar prostat semakin besar
sehingga organ seks semakin matang (lebih matang dari anak SMP). Dengan
perkembangan fisik tersebut maka hasrat dan energi mereka tinggi sehingga
dengan keterbukaan informasi dan kebebasan akses internet mereka akan mencari
sendiri kebutuhan dari informasi yang mereka dapat terkait dengan interaksi
dengan PSK.

No comments:
Post a Comment