1. Anak sebagai Permata Hati
Banyak pasangan suami istri yang ingin mempunyai buah
hati setelah pernikahannya. Pasangan tersebut mengharapkan dan berdoa kepada
Allah agar diberikan momongan. Dan ketika Allah memberikannya itulah anak
sebagai permata hati, sebagai sesuatu yang sangat berharga, rezky Allah yang
paling berharga. Karna kehadirannya yang sangat dingnkan dan ditunggu-tunggu. Apalagi
seorang ibu, seorang wanita yang mengandung menahan rasa sakit ketika
melahirkan. Dan mempertaruhkan nyawanya yang membuat seorang anak sangat
berharga dimatanya. Jika anak sedang sakit orang tua sedih, jika anak sedih
orang tua lusuh dan takut. Maka dari itu anak sebagai permata hati yang
berharga.
2. Anak Sebagai Amanat
Yang
namanya amanat harus dijaga, apalagi anak merupakan amanat yang besar dari
Allah SWT. Anak sebagai amanat dari Allah harus dijaga dengan baik yaitu dengan
cara anak diarahkan kepada kehidupan yang positif dan bermanfaat serta tidak
bertentangan dengan nilai-nilai agama. Orang tua mempunyai tanggung jawab yang
besar terhadap anaknya, yaitu tanggung jawab membesarkannya, mendidiknya,
membina akhlaknya, agamanya dan sebagainya sehingga orang tua dapat
mempertanggung jawabkan amanatnya dihadapan Allah SWT.
Dalam
ayat diatas anak sebagai musuh artinya anak membuat orang tua sakit dan kecewa.
Anak sudah berada dijalan yang salah, menentang nilai-nilai agama sehingga
dapat menjadi musuh bagi orang tuanya, sang orang tua kecewa dengan anak
tersebut. Contohnya anak yang melawan orang tua, membentak, menghamburkan harta
orang tuanya, dsb. Anak telah terpengaruh kepada perbuatan maksiat yang menjadi
malapetaka bagi orang tuanya. Bukan lagi menjadi kebahagiaan bagi orang tuanya
tetapi membuat sengsara orang tuanya.
4. Anak sebagai Ujian
Jika
kita sudah berlebihan sayang sama istri, anak, harta, otomatis kita lebih
mengutamakan mereka ketimbang ingat kepada Allah. Kita boleh sayang terhadap
anak dan istri, tapi sayangnya kita jangan sampai melalaikan perintah Allah.
Sekarang banyak orang yang rela melakukan apa aja demi orang yang dia sayang,
sampai sampai lupa akan adanya Allah. Jadi intinya bersikap wajarlah terhadap
istri dan anak, boleh menyayangi mereka, tapi jangan sampai lalai terhadap
Allah. Karena sesungguhnya anak itu hanyalah titipan, jadi perlakukan dia
sewajarnya. Kalau dia salah tegurlah. Jangan karena rasa sayangnya kita
terhadap mereka, kita luluh terhadap mereka. Dan sesungguhnya di sisi Allah ada
pahala yang besar. Anak merupakan anugrah bagi orang tua, tetapi anak juga bisa
dijadikan ujian bagi orang tua. artinya ujian bagaimana cara orang tua mendidik
dan membesarkan anaknya, apakah dengan baik sesuai dengan ajaran Islam atau
tidak. Sehingga cara mendidik orang tua tersebut berpengaruh pada perilaku atau
pembentukkan pribadi anak. Kesabaran dan keikhlasan orang tua yang dijadikan
ujian oleh Allah SWT. Dengan nikmat anak orang tua diuji oleh Allah, apakah
orang tua mebina anaknya tersebut kejalan surga/neraka. Semua akan
dipertanggung jawabkan.

No comments:
Post a Comment