Saturday, 4 January 2014

Kedudukan Anak Dalam Al-Qur’an


1. Anak sebagai Permata Hati

Banyak pasangan suami istri yang ingin mempunyai buah hati setelah pernikahannya. Pasangan tersebut mengharapkan dan berdoa kepada Allah agar diberikan momongan. Dan ketika Allah memberikannya itulah anak sebagai permata hati, sebagai sesuatu yang sangat berharga, rezky Allah yang paling berharga. Karna kehadirannya yang sangat dingnkan dan ditunggu-tunggu. Apalagi seorang ibu, seorang wanita yang mengandung menahan rasa sakit ketika melahirkan. Dan mempertaruhkan nyawanya yang membuat seorang anak sangat berharga dimatanya. Jika anak sedang sakit orang tua sedih, jika anak sedih orang tua lusuh dan takut. Maka dari itu anak sebagai permata hati yang berharga.

2. Anak Sebagai Amanat


Yang namanya amanat harus dijaga, apalagi anak merupakan amanat yang besar dari Allah SWT. Anak sebagai amanat dari Allah harus dijaga dengan baik yaitu dengan cara anak diarahkan kepada kehidupan yang positif dan bermanfaat serta tidak bertentangan dengan nilai-nilai agama. Orang tua mempunyai tanggung jawab yang besar terhadap anaknya, yaitu tanggung jawab membesarkannya, mendidiknya, membina akhlaknya, agamanya dan sebagainya sehingga orang tua dapat mempertanggung jawabkan amanatnya dihadapan Allah SWT.

3. Anak sebagai Musuh

Dalam ayat diatas anak sebagai musuh artinya anak membuat orang tua sakit dan kecewa. Anak sudah berada dijalan yang salah, menentang nilai-nilai agama sehingga dapat menjadi musuh bagi orang tuanya, sang orang tua kecewa dengan anak tersebut. Contohnya anak yang melawan orang tua, membentak, menghamburkan harta orang tuanya, dsb. Anak telah terpengaruh kepada perbuatan maksiat yang menjadi malapetaka bagi orang tuanya. Bukan lagi menjadi kebahagiaan bagi orang tuanya tetapi membuat sengsara orang tuanya.

4. Anak sebagai Ujian

Jika kita sudah berlebihan sayang sama istri, anak, harta, otomatis kita lebih mengutamakan mereka ketimbang ingat kepada Allah. Kita boleh sayang terhadap anak dan istri, tapi sayangnya kita jangan sampai melalaikan perintah Allah. Sekarang banyak orang yang rela melakukan apa aja demi orang yang dia sayang, sampai sampai lupa akan adanya Allah. Jadi intinya bersikap wajarlah terhadap istri dan anak, boleh menyayangi mereka, tapi jangan sampai lalai terhadap Allah. Karena sesungguhnya anak itu hanyalah titipan, jadi perlakukan dia sewajarnya. Kalau dia salah tegurlah. Jangan karena rasa sayangnya kita terhadap mereka, kita luluh terhadap mereka. Dan sesungguhnya di sisi Allah ada pahala yang besar. Anak merupakan anugrah bagi orang tua, tetapi anak juga bisa dijadikan ujian bagi orang tua. artinya ujian bagaimana cara orang tua mendidik dan membesarkan anaknya, apakah dengan baik sesuai dengan ajaran Islam atau tidak. Sehingga cara mendidik orang tua tersebut berpengaruh pada perilaku atau pembentukkan pribadi anak. Kesabaran dan keikhlasan orang tua yang dijadikan ujian oleh Allah SWT. Dengan nikmat anak orang tua diuji oleh Allah, apakah orang tua mebina anaknya tersebut kejalan surga/neraka. Semua akan dipertanggung jawabkan.

No comments:

Post a Comment