Dalam era
globalisasi ini perhatian khusus diberikan pada kualitas tenaga kerja. Sumber
daya manusia ini harus dikembangkan untuk menjadi sarana pembangunan sebagai
pemikir, perencana, penggerak, pelaksana, dan pendukung pembangunan. “Pendidikan
nasional ditugaskan untuk mengembangkan manusia Indonesia, bukan hanya sebagai
tujuan pembangunan, tetapi sekaligus sebagai sarana yang memegang kunci sukses
atau gagalnya pembangunan itu sendiri” (winkel 2004 : 668) . Pendidikan
membantu mempersiapkan generasi muda untuk berpartisipasi dalam usaha
pembangunan sebagai tenaga kerja yang penting kerja, tetapi memegang suatu
jabatan yang bermakna bagi pembangunan dan sekaligus mengandung potensi untuk
mengembangkan dan memperkaya dirinya.
Belum lagi ketika berbicara tentang ketertinggalan
dunia pendidikan dalam mengejar perkembangan dunia kerja yang sangat pesat
dalam dekade terakhir ini. Bisa jadi materi pendidikan yang diajarkan sudah
tidak lagi relevan dan kontekstual. Memang tidak akan ada habisnya jika kita
berbicara tentang perkembangan dunia kerja dengan masalah pendidikan. Tetapi
disini juga pendidikan berusaha mempersiapkan peserta didiknya untuk menghadapi
dunia kerja sesuai dengan kemampuan dan bakat siswa-siswanya dengan adanya
bimbingan karir di sekolah. Bimbingan karir disekolah bisa dilaksanakn dengan
pembelajaran kontekstual.
Istiqomah (2009: 30) menyampaikan pembelajaran
kontekstual merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan
antara materi pembelajaran dengan situasi dunia nyata siswa, dan mendorong
siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya
dalam kehidupan mereka sehari-hari.
Jadi guru BK dalam memberikan bimbingan karir secara kontekstual yaitu
dengan cara memberikan pemahaman secara teori dan praktek tentang dunia kerja /
pekerjaan kepada peserta didik. Sehingga siswa dapat memahami dan menerapkannya
langsung dengan mudah. Dengan tujuh
komponen pembelajaran siswa yang mendasari
penerapan pembelajaran kontekstual yaitu, kontruktivisme, bertanya,
menemukan, masyarakat belajar, permodelan, dan penilaian sebenarnya atau
authentic assessment. Seperti yang dikatakan oleh :
Nurhadi (2005: 5) bahwa pembelajaran
kontekstual adalah konsep belajar yang membantu guru mengaitkan
antara materi dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang
dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari dengan
melibatkan ketujuh komponen utama pembelajaran efektif yaitu kontruktivisme,
bertanya, menemukan, masyarakat belajar, permodelan, dan penilaian sebenarnya
atau authentic assessment.
Ketujuh komponen itu bisa kita masukkan dalam metode bimbingan karir yang terdiri
dari bimbingan karir kelompok dan bimbingan karir individu. Bimbingan karir
kelompok seperti guru BK / pembimbing membuat suatu kelompok belajar yang nanti
mendiskusikan tentang karir atau jabatan yang akan diteliti seperti
mewawancarai petani, mewawancarai pengusaha tahu dan sebagainya. Kemudian dalam
bimbingan karir individu ini bisa dilakukan dengan cara face to face dan lebih
rahasia. Disini pembimbing lebih bisa menilai siswa lebih mendalam.
Dalam proses bimbingan karir secara kontekstual diharapkan pembimbing tidak
memaksakan kehendak anak dan bersifat demokrasi. Pembimbing juga hendaknya
membantu siswa-siswa memahami dan mengenali potensi dirinya apa bakat dan minat
yang ada pada dirinya. Dalam memberikan pemahaman dirinya sebaiknya bimbingan
karir ini dilakukan bertahap dan berskala. Seperti bimbingan karir di SD
pembimbing mengenalkan anak dengan dunia cita-cita misalnya mengenalkan anak
seorang dokter, guru, presiden dan sebagainya. Memberikan gambaran apa
pekerjaan seorang dokter dan keuntungan-keuntungan. Sehingga anak menggambarkan
dunia masa depannya dengan penuh imajinasi dan diharapakan bukan sekedar
imajinasi atau bayangan tetapi cita-cita ini di tanam dalam diri siswa. Pada
masa SMP ia mulai mengetahui bakat dan minatnya. Pembimbing harus membantu
siswa mengembangkan atau memfasilitasi bakat dan minatnya. Merancang masa
depannya. kemudian pada masa SMK siswa mulai dibantu untuk terjun langsung atau
merasakan langsung cita-cita atau jabatan yang telah diminatinya. Dalam proses
bimbingan konseling ini pembimbing juga tidak dapat berdiri sendiri butuh
pihak-pihak lain yang bersangkutan seperti kepala sekolah, guru mata pelajaran,
orang tua, masyarakat dan lain-lain.
Dengan demikian, sangatlah penting pendidikan formal dalam mempersiapkan
generasi muda untuk mengambil tempatnya dalam dunia kerja, melalui bimbingan
karir dan pembelajaran kontekstual yang dilaksanakan disekolah dengan bertahap
dan berskala. Dalam memberikan bimbimngan karir pembimbing hendaknya
memperhatikan kemampuan peserta didiknya seperti yang dikemukakan oleh Winkel
(2004 :668) “...Kemampuan tersebut harus dipupuk melalui usaha-usaha
mendampingi perkembangan karir generasi muda suapaya paham akan dirinya
sendiri, lingkungan hidupnya serta pengambilan keputusan dan semakin mantap mempersiapkan
diri dalam menekuni karirnya.”
Dengan bimbingan karir disekolah
diharapkan siswa mampu menjadi sarana
pembangunan sebagai pemikir, perencana, penggerak, pelaksana, dan pendukung
pembangunan. Mempersiapkan peserta didik dalam menghadapi dunia kerja. Agar
masa depan mereka lebih terarah dan terencana. Dan semoga dengan bimbingan
karir siswa dapat menggapai cita-cita yang diinginkan, kecakapan, pekerjaan
yang layak sesuai dengan kemampuan, bakat dan minatnya.
Djumhur dan Moh Surya. 1975. Bimbingan Dan Penyuluhan Di Sekolah.
Bandung : CV Ilmu.
No comments:
Post a Comment