Thursday, 2 January 2014

Bimbingan Karir “Generasi Muda Siap”




Dalam era globalisasi ini perhatian khusus diberikan pada kualitas tenaga kerja. Sumber daya manusia ini harus dikembangkan untuk menjadi sarana pembangunan sebagai pemikir, perencana, penggerak, pelaksana, dan pendukung pembangunan. “Pendidikan nasional ditugaskan untuk mengembangkan manusia Indonesia, bukan hanya sebagai tujuan pembangunan, tetapi sekaligus sebagai sarana yang memegang kunci sukses atau gagalnya pembangunan itu sendiri” (winkel 2004 : 668) . Pendidikan membantu mempersiapkan generasi muda untuk berpartisipasi dalam usaha pembangunan sebagai tenaga kerja yang penting kerja, tetapi memegang suatu jabatan yang bermakna bagi pembangunan dan sekaligus mengandung potensi untuk mengembangkan dan memperkaya dirinya. 

Belum lagi ketika berbicara tentang ketertinggalan dunia pendidikan dalam mengejar perkembangan dunia kerja yang sangat pesat dalam dekade terakhir ini. Bisa jadi materi pendidikan yang diajarkan sudah tidak lagi relevan dan kontekstual. Memang tidak akan ada habisnya jika kita berbicara tentang perkembangan dunia kerja dengan masalah pendidikan. Tetapi disini juga pendidikan berusaha mempersiapkan peserta didiknya untuk menghadapi dunia kerja sesuai dengan kemampuan dan bakat siswa-siswanya dengan adanya bimbingan karir di sekolah. Bimbingan karir disekolah bisa dilaksanakn dengan pembelajaran kontekstual.

Istiqomah (2009: 30) menyampaikan pembelajaran kontekstual merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi pembelajaran dengan situasi dunia nyata siswa, dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari.

Jadi guru BK dalam memberikan bimbingan karir secara kontekstual yaitu dengan cara memberikan pemahaman secara teori dan praktek tentang dunia kerja / pekerjaan kepada peserta didik. Sehingga siswa dapat memahami dan menerapkannya langsung dengan mudah.  Dengan tujuh komponen pembelajaran siswa yang mendasari penerapan pembelajaran kontekstual yaitu, kontruktivisme, bertanya, menemukan, masyarakat belajar, permodelan, dan penilaian sebenarnya atau authentic assessment. Seperti yang dikatakan oleh :

Nurhadi (2005: 5) bahwa pembelajaran kontekstual adalah konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari dengan melibatkan ketujuh komponen utama pembelajaran efektif yaitu kontruktivisme, bertanya, menemukan, masyarakat belajar, permodelan, dan penilaian sebenarnya atau authentic assessment.

Ketujuh komponen itu bisa kita masukkan dalam metode bimbingan karir yang terdiri dari bimbingan karir kelompok dan bimbingan karir individu. Bimbingan karir kelompok seperti guru BK / pembimbing membuat suatu kelompok belajar yang nanti mendiskusikan tentang karir atau jabatan yang akan diteliti seperti mewawancarai petani, mewawancarai pengusaha tahu dan sebagainya. Kemudian dalam bimbingan karir individu ini bisa dilakukan dengan cara face to face dan lebih rahasia. Disini pembimbing lebih bisa menilai siswa lebih mendalam.

Dalam proses bimbingan karir secara kontekstual diharapkan pembimbing tidak memaksakan kehendak anak dan bersifat demokrasi. Pembimbing juga hendaknya membantu siswa-siswa memahami dan mengenali potensi dirinya apa bakat dan minat yang ada pada dirinya. Dalam memberikan pemahaman dirinya sebaiknya bimbingan karir ini dilakukan bertahap dan berskala. Seperti bimbingan karir di SD pembimbing mengenalkan anak dengan dunia cita-cita misalnya mengenalkan anak seorang dokter, guru, presiden dan sebagainya. Memberikan gambaran apa pekerjaan seorang dokter dan keuntungan-keuntungan. Sehingga anak menggambarkan dunia masa depannya dengan penuh imajinasi dan diharapakan bukan sekedar imajinasi atau bayangan tetapi cita-cita ini di tanam dalam diri siswa. Pada masa SMP ia mulai mengetahui bakat dan minatnya. Pembimbing harus membantu siswa mengembangkan atau memfasilitasi bakat dan minatnya. Merancang masa depannya. kemudian pada masa SMK siswa mulai dibantu untuk terjun langsung atau merasakan langsung cita-cita atau jabatan yang telah diminatinya. Dalam proses bimbingan konseling ini pembimbing juga tidak dapat berdiri sendiri butuh pihak-pihak lain yang bersangkutan seperti kepala sekolah, guru mata pelajaran, orang tua, masyarakat dan lain-lain.

Dengan demikian, sangatlah penting pendidikan formal dalam mempersiapkan generasi muda untuk mengambil tempatnya dalam dunia kerja, melalui bimbingan karir dan pembelajaran kontekstual yang dilaksanakan disekolah dengan bertahap dan berskala. Dalam memberikan bimbimngan karir pembimbing hendaknya memperhatikan kemampuan peserta didiknya seperti yang dikemukakan oleh Winkel (2004 :668) “...Kemampuan tersebut harus dipupuk melalui usaha-usaha mendampingi perkembangan karir generasi muda suapaya paham akan dirinya sendiri, lingkungan hidupnya serta pengambilan keputusan dan semakin mantap mempersiapkan diri dalam menekuni karirnya.”

Dengan bimbingan karir disekolah diharapkan siswa mampu menjadi sarana pembangunan sebagai pemikir, perencana, penggerak, pelaksana, dan pendukung pembangunan. Mempersiapkan peserta didik dalam menghadapi dunia kerja. Agar masa depan mereka lebih terarah dan terencana. Dan semoga dengan bimbingan karir siswa dapat menggapai cita-cita yang diinginkan, kecakapan, pekerjaan yang layak sesuai dengan kemampuan, bakat dan minatnya.

Djumhur dan Moh Surya. 1975. Bimbingan Dan Penyuluhan Di Sekolah. Bandung : CV Ilmu.

No comments:

Post a Comment